ALSA FLASH JUNI 2012

ANALISIS UU PENERBANGAN TERKAIT PERISTIWA-PERISTIWA KECELAKAAN PESAWAT DI INDONESIA
By : Mertha Hapsari
Staff of Law Development Division

Kecelakaan transportasi baik itu transportasi darat, laut dan udara akan selalu mendapat perhatian yang besar dari masyarakat luas, hal ini disebabkan karena sektor transportasi merupakan sektor yang mempunyai peran penting dalan perekonomian suatu daerah/negara dan bersifat menghubungkan suatu daerah dengan daerah lain, karena itu setiap terjadi kecelakaan secara otomatis akan menarik perhatian masyarakat secara luas dan khususnya kecelakaan pada sektor transportasi udara lebih menarik perhatian publik karena pesawat udara merupakan sarana transportasi yang eksklusif dan berteknologi tinggi dengan pengguna jasanya yang adalah masyarakat berpenghasilan menengah ke atas.

Suatu kecelakaan pesawat udara tidak terlepas dari faktor-faktor penyebabnya yang antara lain kebijakan regulator yang memberikan kemudaan dalam perizinan pendirian perusahaan penerbangan sampai kepada lemahnya penerapan sistem keselamatan penerbangan.

Untuk mengatur masalah keselamatan penerbangan, pemerintah telah mengeluarkan dan menetapkan berbagai kebijakan. Namun pada prakteknya masih ditemukan pihak-pihak yang belum menjalankan kebijakan-kebijakan tersebut dengan baik, sedangkan diketahui bahwa kebijakan-kebijakan tersebut telah disesuaikan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh ICAO dan hal peningkatan jaminan keselamatan penerbangan di Indonesia.

Dalam dunia penerbangan dikenal dua macam pengertian kecelakaan pesawat udara yaitu kecelakaan (accident) adalah peristiwa di luar dugaan yang terjadi antara penumpan naik pesawat udara (boarding) sampai pesawat turun dari pesawat udara (debarkasi). Sedangkan incident adalah peristiwa yang terjadi selama penerbangan berlangsung yang berhubungan dengan operasi pesawat udara yang dapat membahayakan terhadap keselamatan penerbangan.

Banyaknya kecelakaan pesawat terbang yang terjadi di Indonesia membuat kita menjadi mempertanyakan mengenai kualitas dan standar-standar yang dimiliki oleh pesawat Indonesia. Untuk dapat terbang pesawat seharusnya sudah memiliki izin terbang. Kecelakaan pesawat yang sedang hangat dibicarakan saat ini adalah mengenai kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet (SSJ) 100 di Gunung Salak, Bogor . Pesawat Sukhoi adalah pesawat baru yang sedang di dalam tahap uji coba. Sudah terdapat pengaturan mengenai izin terbang bagi pesawat baru di dalam UU No 1 Tahun 2009 mengenai penerbangan. Semua pesawat yang melakukan uji terbang harus mendapatkan izin dan sertifikat kelaikudaraan dari pemerintah. Pernyataan Kementerian Perhubungan yang menegaskan belum mengeluarkan sertifikat layak terbang standar Indonesia bagi pesawat Sukhoi Superjet 100 membuktikan ada pelanggaran dalam pelaksanaan UU Penerbangan yang dilakukan penyelenggara joy flight. Menurut Pasal 38 sertifikat kelaikudaraan khusus diberikan untuk pesawat udara yang penggunaannya khusus secara terbatas (restricted), percobaan (experimental), dan kegiatan penerbangan yang bersifat khusus. Pengecekan internal terhadap kadar alkohol dan bahan aditif lainnya dalam tubuh pilot sesuai dengan standar FAA, serta pendampingan pada pilot terkait kondisi cuaca, rute penerbangan, dan lain-lain di briefing room harus dilakukan karena menjadi syarat terbitnya flight approval/Izin terbang. Persoalan pemberian izin terbang yang tidak mengikuti kaidah dalam peraturan perundangan penerbangan pada UU no. 1 Tahun 2009 dan berbagai Peraturan Menteri (Permen) yang ada, disinyalir merupakan puncak gunung es dari rumitnya permasalahan keselamatan penerbangan di Indonesia. Rating keselamatan penerbangan Indonesia di dunia Internasional sudah sangat buruk, pengabaian terhadap masalah ini berakibat pada terancamnya daya tarik investasi dan pariwisata Indonesia. Peningkatan kualitas penerbangan, dalam hal armada pesawat dan kualitas dari sumber daya manusianya adalah hal-hal yang harus kita perhatikan untuk kemajuan penerbangan di Indonesia.